Flu burung pernah menjadi pandemik atau wabah yang menyebar sangat cepat di beberapa kawasan di Asia beberapa tahun yang lalu. Kehebohan yang ditimbulkan cukup merepotkan pemerintah dan meresahkan masyarakat. Tidak lama berselang, muncul pula jenis flu lain yang tidak kalah menghebohkan yaitu flu babi. Pertanyaannya sekarang adalah apa perbedaan di antara kedua jenis flu tersebut?

Sebenarnya, tidak ada perbedaan yang sangat signifikan dalam kedua jenis flu ini. Baik flu burung dan flu babi, keduanya disebabkan oleh jenis virus dari famili yang sama yaitu Orthomyxoviridae, lebih tepatnya dari jenis-jenis virus influenza tipe A. Virus flu burung dan flu babi yang dapat menulari manusia berasal dari jenis yang sama, namun memiliki rangkaian gen yang berbeda atau mutasi pada bagian gen yang berbeda. Perbedaan materi genetik inilah yang menyebabkan perbedaan reaksi tubuh manusia, yaitu di antara individu-individu yang terserang penyakit flu burung atau flu babi. Perbedaan flu burung dengan flu babi di alam adalah jenis hewan yang secara alami akan ditulari oleh virus-virus influenza tipe A. Dalam keadaan normal, virus flu burung hanya akan dapat menyerang burung atau unggas, demikian pula flu babi hanya dapat menyerang babi atau anjing.

Di negara-negara subtropis, flu babi sering menyerang babi-babi di peternakan dan hal ini menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi para peternak. Hal yang cukup menarik untuk menjadi perhatian adalah, babi-babi yang terinfeksi tersebut tidak hanya dapat memperoleh virus dari sesama spesiesnya namun ternyata juga dapat ditulari oleh burung. Flu burung lebih banyak ditemukan menginfeksi unggas peternakan, dan bukan burung liar, terutama peternakan di kawasan Asia.

Perbedaan virus-virus influenza tipe A dapat dilihat berdasarkan dua jenis protein yang terdapat pada selubung virus yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Kedua protein ini memiliki nomor-nomor tertentu yang menunjukkan tipe virus. Virus flu burung dikenal juga dengan nama H5N1, sedangkan virus flu babi dikenal dengan nama H1N1. Kedua jenis virus ini dapat menyerang manusia karena sistem imun manusia belum mengenal tipe virus-virus ini dengan baik. Selain Virus H5N1, terdapat pula H2N3 yang ditemukan dapat menginfeksi bebek, juga H1N2 dan H3N1 yang ditemukan pada beberapa kasus flu babi.

Manusia memang memiliki kemungkinan untuk tertular kedua jenis flu ini dari kontak dengan burung atau babi. Namun, masyarakat kini sebaiknya tidak perlu terlalu khawatir. Para ilmuwan telah berhasil membawa kabar baik bahwa hanya dengan menjaga kebersihan dan sanitasi tubuh dengan baik, penularan virus dari hewan-hewan ternak dapat dicegah secara efektif. Jagalah kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan setiap kali selesai melakukan kontak dengan hewan ternak serta gunakan masker dan sarung tangan karet. 

Para ilmuwan juga telah berhasil menemukan fakta bahwa penularan flu burung dan flu babi dari manusia yang terinfeksi ke manusia yang sehat sangatlah sulit terjadi karena sebenarnya virus-virus ini tidak begitu cocok dengan sel tubuh manusia sebagai inangnya. Meski demikian, virus-virus influenza tipe A biasanya memiliki kemampuan mutasi yang baik sebagai bentuk adaptasi terhadap sel inang dari spesies baru (dalam hal ini sel tubuh manusia), sehingga para ilmuwan merasa perlu untuk selalu waspada dan terus memantau perkembangan virus-virus ini di laboratorium. Mutasi virus bisa berakibat sangat fatal jika virus-virus flu ini bisa beradaptasi dengan sel tubuh manusia dan mengembangkan penyakit yang sangat mirip dengan influenza manusia, yang berarti virus-virus flu ini akan ditularkan dengan mudah.