Amil merupakan profesi yang tak pernah masuk hitungan. Sebagian memandang pekerjaan Amil  tak berkelas, juga bukan pekerjaan bonafide. Mengerjakan cukup sambil lalu saja,alias sambilan. Pardigma Amil adalah pekerjaan sosial, maka waktunya adalah waktu sosial, pikiran dan tenaga pun sosial.

Padahal, boleh dibilang kiprahnya merupakan pekerjaan mulia. Untuk jadi amil baik mesti memiliki karakter, berkompetens, syukur sekali plus berpengalaman.  Amil yang begini  adalah amil yang plus plus.

Amil berkarakter tak gegabah mengatakan diri mulia. Apalagi amil yang akhlaknya baik, mustahil mengatakan diri mulia. Amil adalah pekerjaan mulia dibanding dengan pekerjaan lainnya, misalnya pebisnis. Beda orientasi dan motif, pebisnis adalah profit, maka motif amil adalah benefit. Tanpa profit pengusaha enggan melangkah, sedangkan amil tanpa profit tetap melangkah.

Fokus pekerjaan amil adalah untuk mustahik. Mustahik jadi kata kunci, apapun yang dilakukan, semua terfokus pada mustahik. Pun demikian tak berarti mustahik jadi raja. Dengan zakat, mustahik diharapkan bisa sujud senormal muzaki, artinya mustahik harus dididik, diarahkan dan dibina.

Pesan zakat tegas, tak bisa kebutuhan mustahik diserahkan kepada umat lain. Zakat prinsipnya untuk mustahik. Infak, sedekah, dan wakaf untuk kehidupan dan bangun peradaban. Zakat lebih bersifat materi. Infak-sedekah termasuk non materi.